Di era digital seperti saat ini kasus penipuan semakin merajalela. Tindakan tersebut bisa dilakukan melalui berbagai cara seperti SMS, telefon, email dan media sosial.
Salah satu cara yang sering digunakan oleh penipu (fraudster) adalah Social Engineering (rekayasa sosial). Penipu akan mempelajari cara untuk memanipulasi emosi dan pikiran korban sehingga mudah percaya dan mengikuti instruksi penipu saat melakukan kejahatan.
Beberapa contoh Social Engineering yang wajib kita waspadai:
Phising biasanya dilakukan penipu dengan mengirimkan email atau pesan yang seolah-olah berasal dari lembaga resmi seperti Bank. Email atau pesan bisa berupa link ataupun file yang apabila diklik akan tertuju pada situs palsu dan malware bisa terpasang di perangkat korban. Penipu kemudian bakal meretas dan memperoleh data rahasia, mengawasi aktivitas korban, atau menggunakan perangkat korban untuk melancarkan serangannya. Sedangkan smishing biasanya dilakukan melalui SMS maupun WhatsApp.
Berikut ciri-ciri dari tipe penipuan Phising:
Ciri-ciri link yang mencurigakan:
2. Undian Bodong
Penipu menyebarkan informasi bahwa korban telah memenangkan undian dengan hadiah menggiurkan dan korban diminta untuk membayar biaya administrasi atau pajak.
Ciri-ciri: Tidak ada pengumuman resmi dari penyelenggara undian, hadiah yang ditawarkan terlalu bombastis dan adanya permintaan pembayaran di muka.
3. Investasi Bodong
Penipu menawarkan investasi dengan keuntungan yang tidak wajar dalam waktu singkat tanpa menjelaskan keresmian dan risikonya. Di tahap awal korban akan menanamkan modal dalam jumlah yang besar tetapi ketika para investor menagih keuntungan yang dijanjikan, penipu akan menghilang dengan membawa uang tersebut
Ciri-ciri: Janji keuntungan yang besar, tidak memiliki izin resmi dari OJK dan menggunakan testimoni palsu.
4. Online Shop
Penipu membuat toko online palsu dan menawarkan barang dengan harga yang murah. Setelah korban memesan dan membayar, barang tidak pernah dikirim atau barang yang diterima berbeda dengan yang dipesan.
Ciri-ciri: harga barang jauh dibawah pasaran, nomor telepon atau alamat tidak jelas.
5. Vishing
Penipu biasanya mengaku sebagai debt collector, petugas kepolisian, Bank, atau keluarga yang sedang mengalami kesulitan dengan cara mengirim pesan atau menghubungi korban dengan ancaman.
Ciri-ciri: bahasa mengancam atau mendesak (mentransfer uang/pulsa dan meminta informasi pribadi), nomor telepon tidak dikenal, informasi yang disampaikan tidak jelas atau tidak meyakinkan.
Tips agar terhindar dari Penipuan:
SeaBank Indonesia mengimbau nasabah dan masyarakat untuk terus waspada terhadap berbagai bentuk penipuan. Tetap berhati-hati agar terhindar dari segala risiko kerugian finansial.
Jika kamu merasa menjadi sasaran penipuan, segera hubungi customer service SeaBank melalui telefon di 1500 130, email ke cs@seabank.co.id, atau melalui chat di aplikasi SeaBank.
PT Bank Seabank Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)